Mahasiswa KKN IPB University Hadirkan PAHLAWAN: PENGENDALI HAMA LANGKAH WASPADA DAN RAMAH LINGKUNGAN, Solusi Praktis Cegah Serangan Wereng di Desa Sigentong, Tegal
Tegal – Bagi para petani, keberadaan hama wereng masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah Indonesia. Serangga berukuran kecil ini mampu menimbulkan kerusakan besar pada tanaman padi dan berdampak pada turunnya hasil panen yang diperoleh. Kondisi serupa juga dirasakan petani di Desa Sigentong, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Atas dasar permasalahan itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University turun langsung ke lapangan dengan membawa inovasi sederhana namun efektif untuk membantu petani.
Dalam rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat, para mahasiswa memperkenalkan sekaligus membuat perangkap wereng berbasis cahaya. Rancangan alat ini dibuat sesederhana mungkin agar bisa digunakan langsung oleh petani dengan bahan yang murah dan mudah ditemukan di sekitar desa. Cara kerjanya mengandalkan cahaya sebagai daya tarik hama, yang kemudian diarahkan masuk ke wadah penampung sehingga populasi wereng dapat ditekan tanpa harus menggunakan pestisida kimia.
Salah satu mahasiswa KKN menjelaskan, penggunaan pestisida dalam jumlah berlebihan bukanlah solusi tepat. Selain dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan petani, kebiasaan itu juga berisiko membuat hama semakin kebal terhadap zat kimia tertentu. Oleh karena itu, metode perangkap sederhana ini dipilih sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih aman, hemat, serta ramah lingkungan.
“Kami berharap alat ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi petani agar serangan wereng bisa ditekan tanpa harus selalu mengandalkan pestisida. Lewat program ini juga kami ingin menumbuhkan kesadaran pentingnya pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna,” ungkap salah satu mahasiswa saat kegiatan praktik bersama petani.
Tidak hanya sebatas memperkenalkan alat, mahasiswa IPB juga mengadakan sosialisasi, diskusi interaktif, hingga praktik langsung pembuatan alat bersama petani. Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Petani menilai alat tersebut mudah dipraktikkan, murah, dan bisa segera diterapkan di sawah mereka.
“Selama ini kami hanya tahu cara penyemprotan untuk membasmi wereng. Dengan adanya alat ini, kami jadi punya pilihan lain yang lebih aman dan tidak merusak lingkungan,” ujar salah seorang petani Desa Sigentong.
Program ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi IPB University dalam mendukung pengembangan pertanian desa berbasis inovasi. Melalui keterlibatan mahasiswa KKN, diharapkan muncul kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan pengalaman petani di lapangan untuk bersama-sama mencari solusi atas permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat.
Dengan langkah ini, mahasiswa KKN-T IPB University bukan hanya memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga mendorong masyarakat agar lebih kreatif dan mandiri dalam mengatasi masalah pertanian. Harapannya, inovasi sederhana ini bisa terus dikembangkan, menyebar ke desa lain, dan menjadi upaya berkesinambungan untuk mewujudkan pertanian yang sehat, efisien, serta berkelanjutan.